Pelangi Hidupku
Damai itu indah
Minggu, Oktober 08, 2023
Film HARRY POTTER
AKU RINDU
Puisi Cina tentang Cinta
KANGEN
Selasa, Maret 21, 2023
Cerita Cinta
Bandung, 9 Februari 2016
Hallo, Chacha Sayang...
Kali ini Mamah mau cerita apa, ya..?
Diminta bikin cerita, jadi bingung deh. 😄
Ya udah, Mamah mau cerita jaman Mamah SMA aja ya, hohoho... Tapi kalau "garing", harap maklum ya Yang... 😘
Duluuu, Tahun 1984-1985 adalah Masa SMA Mamah di SMA 1 Magelang. Magelang itu kota kecil, udaranya dingin sejuk seperti Bandung. Chacha ngga inget 'kali ya, waktu kita liburan ke sana Chacha masih kecil..
Mamah di SMA 1 Magelang itu cuma 1 tahun aja, karena pas naik Kelas 2 dibawa pindah oleh Aki dan Neni ke Bandung.
Tapi biarpun cuma 1 tahun atau di Kelas 1 saja, banyak cerita lucu dan nakal yang Mamah alami.
Oya dulu Kelas 1 itu Mamah belum Penjurusan IPA/IPS. Saat Kelas 2 lah penjurusannya. Jadi Kelas 1 masih menerima semua mata pelajaran umum.
Rumah Aki dulu di Kompleks Panca Arga, Perumahan Akademi Militer (Akmil), letaknya di daerah yang menuju ke arah luar kota. Tiap pagi, sebelum Jam 6 Mamah harus sudah siap di tepi Jalan Utama Kompleks untuk menunggu jemputan Bus Sekolah. Kalau terlambat, udah deh ketinggalan.. dan harus naik Angkot 2-3 kali, capek.. jadi Mamah selalu berusaha ngga telat biar bisa ke sekolah naik Bus. Oya malah kadang harus ditambah dengan jalan kaki sampe lari-lari ke SMA Mamah, karena dari tempat Mamah turun Bus atau Angkot jika lewat jalur lain, karena jalannya tidak dilewati Bus atau Angkot.
Oya tentang Bus Sekolah itu, sebutannya "Kebo Ijo". Mamah ngga tau kenapa disebut seperti itu. Bus itu besar, bentuknya agak bulat seperti roti tawar yang matang mengembang baru dikeluarkan dari oven, warnanya hijau militer, dan ada moncongnya yang juga bulat.. Dinding dan atapnya banyak penyok-penyok, agak tipis, dan beberapa bagian ada yang bolong-bolong, sehingga kalau hujan kadang Mamah harus mengembangkan payung di dalam Bus supaya tidak terkena tampias hujan.. hehehe... Tapi kenangan akan "Kebo Ijo" itu tidak ada duanya di dunia ini, karena banyak cerita yang Mamah alami sejak Kelas 1 SMP naik Bus itu..
Nah, kita lanjut ceritanya ya..
SMA 1 itu bertingkat, 3 lantai. Seperti SMA Krida Nusantara, lapangannya luas, dan sekolahnya terletak di daerah tinggi. Ke bawah melewati sekolah, ada taman yang asri dan sungai yang airnya dinginnnnn...
Jika main ke sana, Mamah suka ikut-ikutan dengan teman-teman menangkap belut atau ikan kecil-kecil. Wah, pokoknya asyik deh. Kelas 1 Mamah di SMA betul-betul Mamah nikmati saat-saat mainnya dengan menikmati berpetualang.
Apalagi Pramuka, Mamah suka banget tuh.. karena sering hiking ke gunung dan menyusuri sungai-sungai, juga camping yang paling asyik..
Di Kelas, Mamah bukan yang paling pintar. Malah nilai Mamah cuma rata-rata, setiap sore harus ikut Les untuk mendukung nilai-nilai Mamah. Capek, tiap hari. Waktu SMP Mamah pengennya masuk Asrama kalau masuk SMA, tapi jaman itu belum ada boarding school seperti Krida Nusantara sekarang.. adanya cuma Pondok Pesantren.
Kemudian kegiatan ekstra-kurikuler dan lomba yang Mamah ikuti, banyakkkkk..
Paskibra, saat itu Mamah sudah tinggal ikut Seleksi tahap akhir tingkat Kotamadya dan lanjut ke Seleksi tingkat Karesidenan untuk maju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tapi karena harus ikut Aki yang pindah tugas ke Bandung, Mamah harus mengubur impian dan cita-cita Mamah untuk masuk Seleksi Paskibraka Nasional yang bertugas di Istana Negara di hadapan Presiden.. Mamah memang sedih.. sedih sekali.. tapi karena Mamah lebih sayang kepada Aki dan Neni, Mamah ikhlas untuk pindah meninggalkan Magelang dan SMA 1..
Kembali ke cerita di masa Kelas 1 SMA Mamah.
Lomba yang Mamah ikuti lumayan banyak selama Kelas 1 saja. Lomba Berpasangan mengenakan Baju Adat tingkat Kotamadya Magelang, dalam rangka Hari Kartini, Mamah dengan teman yang jadi pasangan Mamah dapat Juara 1. Hehehe... Padahal Mamah anak tomboy.
Waktu camping Pramuka, Mamah pernah jadi Juara 1 Lomba sesuatu yang Mamah lupa namanya, semacam Lomba Berdandan Aneh. Aduh.. di mana fotonya yaa.
Mamah didandani oleh teman-teman satu regu dengan dandanan dan baju mirip Badut. Tapi bukan Badut sih sebetulnya, menurut Mamah lebih mirip dandanan "orang gila", karena muka Mamah dicoreng-moreng dengan dipakaikan lipstik melebihi bibir - lebih mirip si Joker musuhnya Batman - dan pipi Mamah dibubuhi "tompel". Kaki Mamah dibungkus kaus kaki dan diikat-ikat dengan tali rafia, dan rambut Mamah yang panjang sepinggang dikepang kecil-kecil ala penyanyi-penyanyi Reggae itu. Selanjutnya Mamah disuruh Jalan di Catwalk yang sudah disiapkan, ala peragawati (peragawati atau badut sirkus yaaa). Dan setelah itu, hasilnya? Coba tebak. Iyaaaaaa, Mamah Juara 1..!!! Wkwkwk..
Yang pasti, Mamah suka sekali ikut kegiatan-kegiatan Pramuka. Mamah pikir itulah yang menempa Mamah hingga jadi pribadi yang tangguh, ngga gampang menyerah, selalu membela kebenaran, jujur, berusaha selalu bertaqwa kepada Allah Yang Maha Kuasa, dan lain-lain. Mamah harapkan, semua nilai-nilai Pramuka yang sudah Chacha dapatkan juga dapat Chacha jadikan sebagak pedoman hidup selanjutnya.
Nah.. jadi itu sedikit cerita Mamah, nanti deh dilanjutkan lagi. Kan belum cerita tentang Mantan-mantan "Fans" Mamah jaman Sekolah. Hahaha.
So, tetap semangatttttt yaa Chacha Sayang.. Doa Mamah dari jauh selalu menyertai, untuk keberhasilan Chacha menjalani pendidikan di SMA.
Peluk cium Mamah.
- Surat ini dibuat untuk anakku Chacha, pada tanggal 9 Februari 2016 -
Senin, Oktober 22, 2018
Parenting: Sebuah Tugas Sepanjang Usia
PARENTING : ‘Sebuah Tugas Sepanjang Usia’
oleh: Riffi Amalsyah
Bisa dikatakan PR seumur hidup semua orang tua di dunia, adalah parenting. Berakar dari kata ‘Parents’, maka parenting adalah tugas bersama antara pasangan suami istri. Sejak bayi terlahir, sesibuk apapun ibu di dapur dan sehebat apapun karier sang ayah di kantor, maka parenting adalah tugas yang dipikul bersama, sama adilnya. Tidak terkecuali bagi seorang ayah, dimana telah banyak penelitian yang menyampaikan bahwa perilaku yang sederhana seperti menggendong, memeluk, mengajak main anak yang dilakukan oleh seorang ayah dapat membuat anak memiliki perilaku yang kreatif dan psikologinya berkembang dengan baik. Peran ayah dalam merawat serta ikut mengasuh anak sedari dini terbukti dapat membentuk kompetensi sosial, inisiatif terhadap lingkungan, serta lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kewajiban memenuhi kebutuhan anak, tentu bukan hanya sandang, pangan dan papannya tapi juga kebutuhan untuk mengantarkannya menjadi pribadi berkarakter yang dewasa secara fisik dan psikologis, serta berakhlak mulia. Kompleksnya kewajiban tersebut, menjadikan banyak orang tua yang tidak bisa menikmati dan menyukai proses parenting. Di jaman sekarang saat begitu banyak teori parenting bertebaran di seminar/media elektronik/media sosial, terkadang membuat orang tua semakin bingung. Apakah ini cocok untuk keluarga saya? Apakah ini tepat untuk anak-anak kami yang ayahnya adalah pengawal kedaulatan negara, dimana kami tidak bisa bertemu di setiap harinya?
Tentu saja pertanyaan seperti itu tidak salah. Parenting dari masing-masing keluarga memungkinkan untuk berbeda satu sama lain. Itu normal, karena parenting memiliki banyak sekali faktor seperti karakter orang tua, pengalaman atau pola asuh yang pernah diterima orang tua saat mereka kecil, karakter anak kita, usia anak, dan lain-lain.
Saat anak-anak kita masih berada di usia sekolah awal, tugas kita mungkin seputar membekali mereka dengan kemampuan dasar calistung, motorik, dan ibadah. Selanjutnya saat anak mulai remaja, parenting akan bertemu dengan tugas pokok tambahan seperti: ’Pembelajaran tentang norma, agama, membangun karakter anak, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat’. Tiba saatnya anak dalam fase dewasa awal, mereka kuliah dan bekerja, maka parenting tetap memiliki tugas penting: ‘Mendampingi mereka dalam memilih jalan karier, memilih jodoh, termasuk mendampingi mereka dalam masa sulit seperti patah hati, putus percintaan, Drop Out kuliah, dikhianati rekan di kantor, keluhan kesehatan karena pola hidup yang tidak sehat, dan masih banyak lagi.’
Bahkan saat anak-anak sudah memiliki keluarganya sendiri, tugas parenting selalu berjalan. Karena pernikahan, idealnya membuat orang tua memiliki ‘anak baru’ (mantu), dan akan terlibat dalam interaksi saat cucu terlahir kelak. Parenting, benar-benar tugas sepanjang usia.
Telah banyak seminar, artikel, dan buku yang membahas tentang parenting di masa anak-anak hingga remaja. Sementara itu, banyak fenomena penting terlupakan mengenai parenting, yaitu saat anak mulai berusia dewasa, seperti yang diangkat oleh salah satu email di artikel berikut :
“Bagaimana jika orang tua selalu menuntut ingin dibahagiakan?
Apakah kewajiban anak adalah membahagiakan orang tua?
Mengapa seolah-olah kebahagiaan orangtua adalah tanggung jawab anak?
Saya diminta mendaftar di Universitas yang mereka impikan,
saya dipaksa untuk berkarier di tempat yang mereka harapkan,
dan saya juga harus ikut menanggung beberapa kebutuhan yang mereka tetapkan,
sejak saat saya memiliki gaji.”
Dalam pembahasan Psikologi, inilah kondisi yang dinamakan dengan ‘Toxic Parents’, sebuah kondisi dimana orangtua membebankan anak untuk membahagiakan mereka, dengan standar tertentu yang sudah ditetapkan secara sepihak. Pepatah mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Benarkah demikian?
Tak bisa dipungkiri, kasih orang tua memang tanpa batas. Tidak bisa diukur dengan apapun. Sebagai anak, kita pun mengerti dan sepakat. Akan tetapi, suatu hari anak juga akan dihadapkan dengan tanggung jawab baru. Dia akan memilih karier yang sesuai passion dan minatnya, dia akan bertemu pasangan hidup yang sesuai standar dan visi-misi hidupnya, dia akan menjadi orang tua bagi anak-anaknya. Dalam kondisi tersebut, bukan berarti anak tidak lagi sayang atau tidak lagi peduli/mengabaikan pendapat orangtuanya.
Disinilah parenting membutuhkan kolaborasi dengan kebijaksanaan. Telah cukup bagi orang tua saat dahulu memilihkan TK, SD, SMP, dan SMA terbaik bagi anaknya. Orang tua juga telah memfasilitasi anak dalam bertemu banyak komunitas di luar akademik. Anak-anak bahkan menerima apa adanya menu makanan dan selera pakaian yang kita sajikan pada mereka. Tiba saatnya mereka dewasa dan memiliki karakter tersendiri, selera pilihan mereka sendiri, maka parenting selanjutnya adalah memastikan mereka tetap menjadi individu yang baik, menjalankan perannya sesuai norma agama/hukum/adat/masyarakat, menjadi sosok yang bermanfaat, dan menjadi ‘partner’ anda. Menjadi kawan bicara anda yang ‘sejajar’, menjadi guru bagi beberapa perkembangan teknologi terkini, dan semua merasa bahagia karenanya.
Parenting yang sehat secara psikologis, harus diawali dari kesepakatan antara anda dan pasangan, bahwa anak yang akan dibesarkan ini adalah sosok yang unik, penting, istimewa, dan membutuhkan banyak curahan perhatian serta energi. Selanjutnya, pasangan orang tua juga harus siap menerima perubahan yang alami disebabkan oleh tumbuh kembang anak (peralihan masa balita ke anak, lantas ke masa remaja dan dewasa). Semua konflik yang terjadi pada proses parenting, bisa disikapi dengan bijak. Konflik itu alami, dan bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik dan komitmen bersama. Kalaupun kita dipertemukan dengan konflik yang berat dan sulit mencapai komitmen/komunikasi, kita selalu punya solusi dari jasa para Konselor pernikahan dan Psikolog terdekat. Karena parenting adalah sebuah tugas seumur hidup, semoga kita semua diberikan kemampuan untuk terus membekali dan melengkapi content parenting yang sedang kita jalankan.
Jakarta, 22 Oktober 2018
Sumber :
Kroll ME, Carson C, Redshaw M, Quigley MA (2016) Early Father Involvement and Subsequent Child Behaviour at Ages 3, 5 and 7 Years: Prospective Analysis of the UK Millennium Cohort Study. PLoS ONE 11(9): e0162339. doi:10.1371/ journal.pone.0162339
schoolofparenting.id
Catatan:
Penulis adalah Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Ranting BS Sahli PG Mabesad, sekaligus Pengurus di Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Jumat, November 04, 2016
Love Letter for My Princess
Bandung, 24 Januari 2016
Yts. Chacha,
Sayangnya Mamah,
Cintanya Mamah,
Kebanggaan Mamah, Papah, Kiyay, dan Abang...
Allah itu Maha Kaya, Maha Besar.
Seluruh langit, bumi, dan seisinya, adalah milik-Nya.
Walaupun seluruh manusia dari zaman dulu sampai nanti berdoa kepada-Nya, kekayaan Allah tidak akan pernah habis.
Allah juga tidak akan pernah bosan mendengarkan doa-doa kita, karena Allah justru mengharapkan kita untuk selalu berdoa memohon pada-Nya. Itu tandanya kita beriman kepada-Nya..
Oleh karena itu, Chacha Sayang.. Cintanya Mamah..
Rajin-rajinlah berdoa kepada Allah, yaa Sayang..
Yakinlah bahwa semua kesedihan Chacha didengar-Nya.
Yakinlah bahwa semua duka Chacha akan selalu didengar oleh-Nya.
Yakinlah bahwa semua doa Chacha akan dikabulkan-Nya..
"Tuhanku.. lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku..."
(Q.S. Thaha : 25-28)
"Robbishrohli shodrii, wa yassirli amrii, wahlul uqdatammillisaani yafqohu qouli..."
Chacha pasti ingat kan, doa ini..
yang selalu Mamah minta Chacha ulang-ulang setelah membaca doa Al-Fathihah, setiap Chacha akan mengerjakan Ujian atau mengikuti Lomba dan sebagainya.
Nah, doa inilah yang sebaiknya selalu jadi penguat Chacha, di mana pun Chacha berada, sedang apa pun, dan sedang bersama siapa pun.
Insya Allah, semua urusan Chacha akan lancar, semua kegiatan dan tugas Chacha akan beres dan selesai dengan sukses..
Itu juga doa yang selalu Mamah baca, yang selalu menguatkan Mamah dalam keadaan apa pun.. baik susah maupun senang..
Mamah harapkan,
Chacha juga demikian.
Saat Chacha sedih, berdoalah kepada Allah.
Saat Chacha senang, bersyukurlah kepada Allah.
Saat Chacha merasa sendirian, mintalah utk ditemani Allah.
Di mana pun berada, ingatlah Allah.
Yakinlah bahwa Allah sangat sayang kepada Chacha, sebagaimana Mamah Papah Kiyay Abang juga selalu sayang kepada Chacha..
Bersyukurlah.
Berterimakasih lah kepada Allah, yang telah memberikan Chacha banyak sekali kebaikan dan kebahagiaan..
Segala sesuatu yang Chacha miliki hari ini semuanya adalah dari Allah, karena Allah, dan berkat Allah.
Syukurilah semua nikmat Allah yang datang kepada Chacha.
Ok yaa, Chacha Sayang...
"Rahasia untuk berubah adalah memfokuskan seluruh energimu;
bukan untuk memperjuangkan yang lama, tetapi untuk membangun yang baru."
- Socrates
"Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjat lah yang tidak pernah jatuh.
Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah.
Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua."
- Buya Hamka
Chacha Sayang,
Kata-kata bijak di atas itulah yang selalu menyemangati Mamah, yang selalu jadi motivasi untuk Mamah, sehingga Mamah selalu bersemangat dalam melakukan segala hal.
Mamah mengharapkan Chacha selalu jadi anak yang bersemangat dalam menghadapi hidup.
Mamah yakin Chacha bisa, karena Chacha adalah "fotokopi" Mamah.. :-) ;-))
Setiap bangun tidur, bacalah doa ini:
"Yaa Allah.. Semangatkanlah pagiku. Cukupkanlah siangku. Lindungilah soreku. Dan damaikanlah malamku..."
Aamiin... Aamiin yaa robbal'aalamiin...
Jadi, karena Chacha adalah anak shalihah, maka Mamah yakin bahwa Chacha selalu mensugesti diri dengan hal-hal positif dan bisa menyemangati diri, dengan kalimat-kalimat seperti ini:
- Aku baik,
- Aku pintar,
- Aku kaya,
- Aku cantik,
- Aku hebat,
- Aku bahagia.
Nah... oleh karena itu, tidak heran kalau ada saja orang-orang yang tidak suka dengan kita, dalam hal ini iri dengan Chacha.. dengan sering menyindir Chacha atau menegur Chacha dengan kalimat yang tidak enak.
Ingat, Chacha Sayang...
Tidak ada orang yang iri kepada orang yang jelek.
Tidak ada orang yang iri kepada orang yang bodoh.
Tidak ada orang yang iri kepada orang yang miskin.
Dan seterusnya..
Jadi, bersyukurlah bahwa Chacha di-iri-kan oleh orang lain, karena pasti itu berarti bahwa Chacha "lebih baik" daripada orang itu, berarti bahwa Chacha dianggap hebat. Hehehe... kereeeennnn..
Berdoalah saat Chacha disakiti.
Bahagiakanlah diri Chacha sendiri saat Chacha dizhalimi,
karena itu adalah "pembalasan dendam" yang sangat manisss... :-D ;-)))
Jika kita disakiti, itu artinya jiwa dan raga kita sedang dizhalimi atau dianiaya. Dan doa yang keluar dari mulut orang yang teraniaya akan dikabulkan oleh Allah Swt.
Oleh sebab itu, saat Chacha sedang disakiti, berdoalah..
Berdoalah sebanyak-banyaknya. Berdoalah dengan permohonan yang setinggi-tingginya. Di saat-saat seperti inilah Allah sedang membuka pintu kebaikan-Nya selebar-lebarnya untuk Chacha. Semua doa Chacha pasti akan dikabulkan.
Berdoalah memohon segala kebaikan untuk diri Chacha sendiri.
Doakan saja untuk Papah, supaya cepat naik pangkat jadi Jenderal. (Aamiin...)
Doakan saja untuk Kiyay, supaya bisa cepat dapat Jodoh dan S2.
Doakan saja untuk Abang, supaya bisa segera lulus S1.
Doakan saja supaya Mamah selalu sehat dan awet muda. Hohoho... :-))
Jadi, jangan bersedih.
Allah Maha Baik dan Maha Penyayang.
Di balik semua kesedihan, selalu ada kebaikan dan jalan keluarnya.
"Keep your face to the sun and you will never see the shadows."
- Helen Keller
Ubahlah sakit hati menjadi doa yang baik-baik, untuk membersihkan hati kita. Buanglah dendam dan sakit hati kita.
Berdoalah :
"Yaa Allah, aku berterima kasih atas semua orang yang telah Engkau pertemukan denganku.. ada yang menginspirasiku, ada yang mendorongku, ada yang melindungiku, ada yang mencintaiku.. tapi juga ada yang melupakanku, ada yang meninggalkanku, ada yang menyakitiku...
Semuanya membantuku belajar menjadi orang yang lebih baik. Semuanya membantuku memahami betapa indahnya hidupku...
Aku menyayangi mereka semua..
Berikanlah mereka kebaikan, kesehatan, perlindungan, dan kebahagiaan.
Kabulkanlah doa-doa mereka...
Yaa Allah, berikanlah kebahagiaan untuk orang-orang yang kusayangi..
Jadikanlah kebahagiaan mereka juga kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.."
Aamiin...
Jadi, nasihat Mamah dan Papah, juga Kiyay dan Abang:
Bertemanlah dengan sahabat yang baik, niscaya akan Chacha temui kedamaian dalam hidup.
Siapa sahabat yang baik itu..?
Sahabat yang baik yaitu sahabat yang ketika Chacha pandang wajahnya, Chacha teringat kepada Allah.
Sahabat yang membuat Chacha enggan bermalas-malasan dalam ibadah..
Kadang, memang kita butuh sendiri..
Dalam kesendirian, Chacha akan dapati perenungan mendalam tentang hidup, yang tidak dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Tapi setelah itu, keluarlah lagi menuju keramaian. Bergaullah, berkumpullah, bersosialisasilah, karena kita diciptakan Allah bukan hanya untuk menikmati kekhusyukan ibadah dalam kesunyian.
Kita diciptakan Allah untuk menebar manfaat bagi sebanyak mungkin sesama.
Untuk itu, tetaplah jadi Chacha yang selalu Mamah Papah banggakan, yang selalu bermanfaat bagi orang banyak.
Oke yaa, Sayang...
Kejarlah mimpi-mimpi Chacha.
Syukuri apa yang ada dalam genggaman Chacha.
Dengan mimpi, hidup akan bersemangat.
Dengan syukur, hidup akan bahagia.
Jangan terlalu banyak mengisi hidup dengan bersedih.
Apa pun masalah yang Chacha hadapi, teruslah bersemangat, teruslah berbahagia.
Bagi para pemimpi dan ahli syukur, masalah bukanlah halangan; tapi tantangan, tantangan yang akan menghebatkan masa depan.
Nah... Mimpi dan syukur itulah yang membuat Mamah bisa sehat sampai sekarang.. karena Mamah selalu bersemangat dan bahagia punya keluarga yang lucu-lucu, baik seperti Papah, kalem seperti Kiyay, hangat seperti Abang, dan selalu bikin sayaaaang hati ini seperti Chacha... 💖💖💖
Alhamdulillaah...
Coba, kalau keluarga kita 'berantakan', pasti Mamah susah sembuhnya dari sakit yang lalu.. Iya, kan..?
Karena stres, selalu sedih, akan memicu sakit Mamah kembali. Tapi semangat dan bahagia akan menyehatkan Mamah..
So... begitu juga dengan Chacha.
Mamah Papah mengharapkan supaya Chacha selalu gembira dan bahagia, selalu bersemangat menjalani hidup, agar selalu sehat.
Bisa yaa, Sayang..?
Okeee... Peluk cium Mamah, Papah, Kiyay, dan Abang, selaluuuuuu untuk Chacha..
Mmmuacchhh...
🌹🌹🌹
Rabu, November 02, 2016
Taammulaat
Senin, Oktober 31, 2016
Jumat, Oktober 28, 2016
Terima Kasih, Bidadariku
Mamah pulang ke rumah, ada kado terindah buat Mamah. Makasih, yaaa. Surprise sekali... ❤️❤️❤️
Koq Chacha tau yaa, Mamah masih sangat suka boneka seumur ini.
Kenapa, yaa...
Karena boneka itu selalu mengingatkan Mamah akan kesayangan Chacha, juga kesayangan Mamah, yaitu Chacha, anugerah terindah dalam hidup Mamah.
Baik-baik di Krida yaa, Sayang...
Mamah yakin Chacha akan selalu jadi anak yang tegar, yang lucu, dan selalu gembira serta shalihah...
Sabar itu Indah
Tapi kemarin, saat saya mengantar Abang untuk kontrol MRI, baru satu menit duduk, menunggu, nama Abang sudah dipanggil dan disuruh pakai kimono untuk persiapan. Kira-kira 2 menit menunggu, sdh dipanggil lagi untuk masuk ke Ruang MRI. Padahal di Ruang Tunggu VIP ada sekitar 3 orang Pasien lain yang sebelumnya sudah menunggu. Saat itu, ada 1 orang Ibu yang memperhatikan kami terus dengan sorot matanya yang tajam.. Saya melemparkan senyum kepadanya, dibalasnya dengan cemberut..
Begitu Abang keluar dari Ruang MRI, Ibu itu menatap kami dengan cemberut.. Kami lewat dari Toilet dan memberikan senyum, dia masih cemberut saja. Kami lewat dari Ruang Ganti, Ibu itu makin cemberut...
Selanjutnya kami keluar dan akan pulang, tiba-tiba di depan Ruang DSA kami berpapasan dengan Dokter yang biasa memeriksa saya. Langsung saja beliau ingin melihat hasil MRI. Kami pun kembali ke Ruang Radiologi.
Selama Dokter menerangkan hasil Foto MRI, sorot mata tajam terasa di balik punggung saya. Saya masih mengabaikannya hingga penjelasan Dokter usai. Hingga akhirnya selesai, kami bersiap pulang, dan saya baru memperhatikan sekitar... Ternyata Ibu bersorot mata tajam tadi itu yang memperhatikan kami terus, dia sudah mengenakan kimono, tapi masih duduk di depan pintu Ruang MRI, masih menunggu gilirannya... dan dengan wajah makin cemberut..!!
Saya tak bisa berkata-kata... Apakah karena kebetulan Abang yang saat itu MRI, diberi kemudahan oleh Allah..? Atau apakah karena Abang sudah mendaftar sehari sebelumnya..? Sementara saya yang rutin MRI setiap 6 bulan sekali selalu mendapat giliran menunggu yang lamaaaaa...
Sabar itu memang indah, seperti yang selama ini selalu saya jalani.. tapi saya tidak pernah menunggu dengan wajah cemberut... 😄😄😄