Jumat, Agustus 21, 2015

Perbedaan antara Mencari Harta dengan Qona'ah dan Tamak

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
🎀 ANTARA MENCARI HARTA DENGAN QONA’AH DAN TAMAK 🎀
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam pernah mengatakan pada Hakim bin Hizam, Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya.

Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”
(HR. Bukhari no. 1472).

Yang dimaksud dengan kedermawanan dirinya, jika dilihat dari sisi orang yang mengambil harta berarti ia tidak mengambilnya dengan tamak dan tidak meminta-minta (mengemis-ngemis).

Sedangkan jika dilihat dari orang yang memberikan harta, maksudnya adalah ia mengeluarkan harta tersebut dengan hati yang lapang.
(Lihat Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani, 3: 336.)

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan :
“Qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang dicari akan senantiasa mendatangkan keberkahan. Sedangkan mencari harta dengan ketamakan, maka seperti itu tidak mendatangkan keberkahan dan keberkahan pun akan sirna.” (Syarh Ibni Batthol, Asy Syamilah, 6: 48)

Jika ingin berkah dalam harta kita, milikilah sifat qona’ah.
Qona’ah inilah yang disebut dengan hayatan thoyyibah yaitu kehidupan yang baik di mana disebutkan dalam ayat berikut :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An Nahl: 97)

Makna hayatan thoyyibah menurut para ulama pakar tafsir adalah
•dianugerahi rezeki yang halal,
•diberi sifat qona’ah,
•beriman kepada Allah dengan melakukan ketaatan pada-Nya,
•kebahagiaan
•kehidupan di surga.

Itulah makna yang dikemukakan para ulama sebagaimana disebutkan oleh Ath Thobari dalam kitab tafsirnya.
Maksud qona’ah adalah merasa cukup dengan rezeki yang Allah beri tanpa punya hasrat untuk menambah dan tak pula punya sifat rakus terhadap harta.
Semoga kita dianugerahkan sifat qona’ah dan tidak rakus serta tamak pada harta. Aamiin.....

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Dikutip dr Artikel Rumaysho.Com
Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه.

Tidak ada komentar: