Rabu, Desember 08, 2010

Tatkala Anak Sulungku memasuki Usia ke-17 tahun...

Curhatkoe

Saat anakku yang paling besar memasuki usia 17 tahun, saat itu terjadi proses penyadaran dalam diriku. Betapa cepat waktu berlalu, berapa waktu lagi yang tersisa untukku...

Seketika itu juga ketakutanku akan hidupku muncul. Sampai kapankah aku akan “memiliki” dia ? Serasa baru kemarin aku menggendong-gendongnya... serasa baru beberapa minggu lalu aku hamil dan melahirkan dia... Rasanya baru semalam aku main lego dan mobil remote dengan dia... Tiba2 aku disadarkan pada kenyataan bahwa tahun depan dia akan meninggalkan bangku SMA dan memasuki bangku kuliahnya, untuk itu aku harus mempersiapkan segala sesuatunya sejak sekarang...

Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku membopong tubuhnya mengarungi air yg bergelombang di kolam renang, namun pagi ini aku melihatnya berenang dengan cepat dan lincah membelah air kolam berbalut tubuh atletisnya yang kini sudah lebih tinggi daripada aku bahkan ayahnya juga... Serasa baru seminggu lalu aku mendorong dia yang duduk di atas kereta bayinya sambil aku belanja di supermarket, tapi tadi siang dengan sigap dia membantuku mendorong kereta belanja dan memasukkan sekarung beras yang kubeli ke dalamnya... Nampaknya baru kemarin aku membacakan dia buku-buku mengenal huruf dan angka, ternyata kusadari sore ini dia mengajariku menjelajah dunia maya dengan berbagai program dan aplikasi rumit yang tak kumengerti...

Proses penyadaran ini membuatku termenung dan memikirkan kembali apa saja yang sudah aku berikan untuknya, apakah caraku membimbingnya sudah benar, apa aku sudah melaksanakan kewajiban-kewajibanku untuknya dan memberikan hak-haknya, atau apakah aku pernah tanpa sengaja telah berbuat semena-mena terhadap dia dan telah membuat dia bersedih karenanya...

Sungguh, aku tak tahu dengan pasti semua jawaban pertanyaan itu. Mungkin hanya Allah yang mengetahuinya, berdasarkan laporan dari para “malaikat” penjagaku. Aku hanya bisa berdoa memohon segala kebaikan untuk putraku, di setiap desah nafas doa yang kupanjatkan kepada Sang Penciptaku...

Ya Allah, betapa sedihnya aku... menyadari bahwa waktu tak dapat kuputar kembali untuk menikmati masa kecilnya bersamaku... Semoga Engkau menjadikan dia sebagai hamba-Mu yang senantiasa takut, patuh, dan taat kepada-Mu, sehingga selalu Engkau bimbing dia menyusuri jalan yang Engkau ridhoi dalam rahmat dan kasih-sayangmu... Amin...


Palembang, 5 September 2008

Tidak ada komentar: