Rabu, Desember 08, 2010

E-Mail from My Second Son...

To : Mom Riffi Amalsyah @ Palembang

Assalamu'alaikum wr. wb.

Hello, mom. Well, how are you?
Of Course I hope that mom will always fine and healthy. Well, actually I wrote this letter as a part of assignments from Mr. Asdad. I will get the score if Mom reply it. But, I'll think of it as an opportunity to say everything that I can't say up to this time. So mom, please pay attention to this letter. Please listen to me, reply it, and please forgive me.

Well, actually first I wanna say sorry.
I wanna say sorry to make you disappointed for what i did.
I wanna say sorry for making too much trouble to you.
I wanna say sorry if sometimes I'm annoying and make you angry.
I wanna say sorry if I extort too much money from you.
I wanna say sorry if I can't be like what you've been expected.
I wanna say sorry if I ever mock you either frontal or behind you.
I wanna say sorry if I ever yell and shout to you rudely.
I wanna say sorry if I ever lied to you.
I wanna say sorry if I ever said 'ah' to you.
I wanna say sorry if I never listen to your good words.
I wanna say sorry for everything I did, for all of my mistakes.
Mom, sorry.

And I also wanna say thanks to you mom.
I wanna say thanks for your kindness.
I wanna say thanks that you make me feel secure in the house.
I wanna say thanks because you always give me advice and conclusion if I've ever been in trouble.
I wanna say thanks because you always be patient to me.
I wanna say thanks because no matter how hard it is, you always take care of me.
I wanna say thanks for your delicious cream soup and spaghetti that you make for me.
I wanna say thanks to you because you always thinking of me, although now i'm far away.
I wanna say thanks to you because you always supports me whatever the activities that I wanna do.
I wanna say thanks to you because you give birth to me, and always protect me when I was little.
I wanna say thanks for your lovely kindness.
You are the one who made me become like this, succesful and happy.
Mom, Thanks.

Mom, thinking of you, wherever you are.
We pray for our sorrows to end, and hope that our hearts will blend.
Now I will step forward to realize this wish.
And who knows :
Starting a new journey may not be so hard,
Or maybe it has already begun.
We are far away now, but we share the same sky.
One sky,
One destiny.
So mom, although we're far away,
Please remember that we're still live in the same world,
that our hearts are connected.
And also,
Please believe that I
Won't disappoint you,
Will make you feel proud,
And will make you happy.

I know that you will always love me
because Mother's love to his son, is a true love.

Mom,
Forgive me,
Believe me,
and THANKS.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

- Arvin Ditto Amriza Amalsyah -
@ Bandung, 14th November 2010

Tatkala Anak Sulungku memasuki Usia ke-17 tahun...

Curhatkoe

Saat anakku yang paling besar memasuki usia 17 tahun, saat itu terjadi proses penyadaran dalam diriku. Betapa cepat waktu berlalu, berapa waktu lagi yang tersisa untukku...

Seketika itu juga ketakutanku akan hidupku muncul. Sampai kapankah aku akan “memiliki” dia ? Serasa baru kemarin aku menggendong-gendongnya... serasa baru beberapa minggu lalu aku hamil dan melahirkan dia... Rasanya baru semalam aku main lego dan mobil remote dengan dia... Tiba2 aku disadarkan pada kenyataan bahwa tahun depan dia akan meninggalkan bangku SMA dan memasuki bangku kuliahnya, untuk itu aku harus mempersiapkan segala sesuatunya sejak sekarang...

Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku membopong tubuhnya mengarungi air yg bergelombang di kolam renang, namun pagi ini aku melihatnya berenang dengan cepat dan lincah membelah air kolam berbalut tubuh atletisnya yang kini sudah lebih tinggi daripada aku bahkan ayahnya juga... Serasa baru seminggu lalu aku mendorong dia yang duduk di atas kereta bayinya sambil aku belanja di supermarket, tapi tadi siang dengan sigap dia membantuku mendorong kereta belanja dan memasukkan sekarung beras yang kubeli ke dalamnya... Nampaknya baru kemarin aku membacakan dia buku-buku mengenal huruf dan angka, ternyata kusadari sore ini dia mengajariku menjelajah dunia maya dengan berbagai program dan aplikasi rumit yang tak kumengerti...

Proses penyadaran ini membuatku termenung dan memikirkan kembali apa saja yang sudah aku berikan untuknya, apakah caraku membimbingnya sudah benar, apa aku sudah melaksanakan kewajiban-kewajibanku untuknya dan memberikan hak-haknya, atau apakah aku pernah tanpa sengaja telah berbuat semena-mena terhadap dia dan telah membuat dia bersedih karenanya...

Sungguh, aku tak tahu dengan pasti semua jawaban pertanyaan itu. Mungkin hanya Allah yang mengetahuinya, berdasarkan laporan dari para “malaikat” penjagaku. Aku hanya bisa berdoa memohon segala kebaikan untuk putraku, di setiap desah nafas doa yang kupanjatkan kepada Sang Penciptaku...

Ya Allah, betapa sedihnya aku... menyadari bahwa waktu tak dapat kuputar kembali untuk menikmati masa kecilnya bersamaku... Semoga Engkau menjadikan dia sebagai hamba-Mu yang senantiasa takut, patuh, dan taat kepada-Mu, sehingga selalu Engkau bimbing dia menyusuri jalan yang Engkau ridhoi dalam rahmat dan kasih-sayangmu... Amin...


Palembang, 5 September 2008